Para ahli mengatakan, usia 3-5 tahun adalah periode ketika anak mulai mengetahui bahasa yang kotor. Karena balita mendengar dan belajar sampai sembilan kata baru setiap harinya, yang ia dengar dari televisi, hingga percakapan orang di sekitarnya.
Nah, tak sedikit orangtua yang bingung menghadapi tingkah sang buah hati dalam peristiwa ini. Dilansir dari Parents, ada yang bisa orangtua lakukan untuk merespon ketika anak-anak melontarkan kata kotor.
Tetap tenang
Anak-anak penuh rasa ingin tahu. Jika ia menanyakan arti sebuah kata yang belum pernah diketahuinya sebelumnya, jawablah dengan tenang. Beri penjelasan yang bisa ia pahami dan jangan bereaksi berlebihan.
Karena, jika reaksi yang berlebihan justru membuat anak semakin penasaran. Cobalah untuk mengatakan, “Ini adalah kata yang dipakai oleh beberapa orang, tapi bukan kata yang baik dan tidak pantas untuk anak kecil”. Atau jelaskan padanya, “Kita tidak memakai kata seperti itu di keluarga kita”.
Perhatikan anak lebih detil setelah mendapat penjelasan
Bila si kecil masih tetap memakai kata kotor setelah diberi penjelasan, evaluasi mengapa perilaku ini terjadi. Psikolog Emily Lowell, mengatakan, anak terkadang masih berperilaku demikian karena ada yang belum terpenuhi rasa penasarannya.
Tugas orangtua bisa mencari tahu dan membantu anak memenuhi rasa penasaran dengan cara yang baik. Misalnya saja, ketika anak mengucapkan kata kotor karena butuh perhatian, cari kesempatan untuk memujinya ketika ia berperilaku dan menggunakan bahasa yang sopan.
Terus Berkomunikasi
Timothy Jay, Ph.D, profesor psikologi di Massachusetts College of Liberal Arts, North Adams, mengatakan, anak-anak berusia lima hingga enam tahun banyak ingin tahu tentang bagian tubuh mereka dan perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan.
Jadi, jangan kaget anak akan ingin belajar tentang perbedaan fisik tersebut dan ingin membicarakannya. Tak perlu menghindari pertanyaannya, berikan informasi yang tepat sesuai usianya, tanpa harus membohongi.
So, jalin komunikasi dengan baik apapun pertanyaan sang buah hati. hal tersebut dapat membantu sang anak lebih terbuka, dan juga membuat anak percaya menceritakan tentang hal apapun kepada orangtua tanpa ada batasan.
Sumber : Akurat.co
Editor : Ges