Senin, 04 November 2019

Selingkuh Terjadi Tak Melulu karena Kesalahan Pasangan

Salam sejahtera bagi pembaca Berita Good Day, kali ini saya akan memberikan berita terhangat yang Saya baca di artikel artikel terkait, Kasus perselingkuhan sepertinya bukan suatu hal yang asing lagi ditemui. Di media sosial, hingga dari orang-orang terdekat, sepertinya ada saja yang memiliki pengalaman dengan perselingkuhan.

Image

Salah satu alasan perselingkuhan paling umum adalah Pasangan merasa frustasi dalam pernikahannya, hingga ada rasa tidak puas dengan Pasangannya, entah masalah penampilan, ataupun sifat.

Tapi apapun itu, Pasangan sendiri selalu dijadikan sebagai kambing hitam untuk Selingkuh. Tapi, dilansir AkuratIntim dari Fatherly, seseorang yang Selingkuh tidak semata-mata karena Pasangannya saja.

Dalam beberapa kasus, seseorang yang diselingkuhi sangat mencintai Pasangannya dan begitu juga dengan orang yang Selingkuh.

Bukan berarti mereka tidak bahagia

Seseorang yang Selingkuh dari Pasangannya sering dikaitkan dengan perasaan tidak bahagia dalam menjalani hubungan bersama Pasangannya.

Namun, banyak ahli berkata lain. Meninjau pengalaman klinis, para ahli menemukan bahwa orang yang berselingkuh sebenarnya sedang "melarikan diri" dari masalah lain atau mencari jati diri.

"Bagi mereka yang mencari jati diri atau menghindari masalah lewat perselingkuhan, Selingkuh cenderung menjadi tanda masalah," ungkap Psikoterapis, Esther Perel di The Atlantic.

Diumpamakan oleh para peneliti, perselingkuhan seperti efek lampu jalan.

Dimana seorang pria mabuk mencari kuncinya yang hilang, tetapi dia mencari bukan di tempat di mana ia menjatuhkan kunci itu, melainkan di tempat yang terkena cahaya (efek lampu hijau) di jalan.

"Masalahnya adalah bahwa tidak seperti orang mabuk yang pencariannya sia-sia, kita selalu dapat menemukan masalah baru dalam pernikahan," jelasnya.

Arti dari perumpamaan ini adalah kunci yang hilang ibarat jati diri, yang dicari di tempat orang lain dengan melakukan perselingkuhan. Bukannya menemukan jati diri, kebanyakan perselingkuhan mendatangkan masalah lain.

Tak berhubungan dengan penampilan atau kepribadian Pasangan 

Menurut survei yang dilakukan Victoria Milan, situs web untuk mengetahui orang-orang yang Selingkuh, pria ataupun wanita yang Selingkuh mengaku memiliki Pasangan yang lebih menarik dibanding Selingkuhannya.

Dari 4.000 pengguna situs, sebagian besar pria mengaku memiliki istri yang lebih menarik dan mumpuni dibanding simpanannya. Hanya 25 persen pria yang mengaku, Selingkuhannya lebih menarik.

Selingkuh itu tentang peluang atau kesempatan

Dalam sebuah survei anonim yang dilakukan MSNBC, semua orang yang sudah menikah bisa berselingkuh. Tak peduli berapa umurnya, apakah sudah memiliki anak atau belum, dan dari latar belakang apa.

Survei ini juga menemukan, sebagian besar pelaku perselingkuhan memiliki kesamaan, yakni mereka dihadapkan dengan godaan untuk berselingkuh.

Dalam penelitian yang terbit di The Journal of Sex Research yang melibatkan 423 orang, peneliti menemukan bahwa pria dan wanita berselingkuh karena alasan oportunistik.

Alasan yang sering digunakan ketika kedapatan Selingkuh adalah, "saya digoda" atau "Ada orang yang benar-benar 'ada' untuk saya".

Hal inilah yang kemudian terjadi dan memicu orang tersebut berselingkuh. Sebab ada kesempatan yang datang padanya.

Sifat alamiah sejak anak-anak

Ada bukti yang menyebut bahwa jika salah satu Pasangan menunjukkan rasa takut untuk ditolak atau diabaikan, mereka justru cenderung berselingkuh.

Hal itu sesuai dalam konteks Attachment Theory, dan beberapa penelitian lainnya juga telah mengkonfirmasi bahwa gaya keterikatan individu yang terbentuk pada masa bayi dan anak-anak berdampak besar untuk hubungan cintanya di masa mendatang.

Seorang ilmuwan berkata, hal ini merupakan proses yang sebagian besar terjadi secara spontan dan tanpa usaha, dan mereka mungkin telah dibentuk oleh faktor biologis atau pengalaman anak usia dini.

Sumber : Akurat.co
Editor : Ges

Tidak ada komentar:

Posting Komentar