"Dengan berbagai alasan dengan segala keterbatasan. Kita ini harus mampu memaksimalkan keterbatasan yang ada ini dalam bekerja," kata Jhoni di SOR Arcamanik, Kota Bandung, Senin (8/7/2019).
Sebelumnya telah terjadi kerusuhan di sejumlah lapas dan rutan, seperti di Langkat, Pekanbaru, Loksuken, dan Polewali Mandar.
Menurut dia perlu ada langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi juga di Jawa Barat.
Berdasarkan data dari Kanwil Kemenkumham Jabar, jumlah warga binaan saat ini berjumlah sekitar 23.500 orang. Sedangkan jumlah tersebut dengan kekuatan personil petugas lapas dan rutan yang hanya 3.500 orang.
Selain itu tidak semua lapas dan rutan memiliki kapasitas yang optimal. Menurutnya perlu ada penanganan khusus dengan keterbatasan jumlah personil yang terbatas.
"Yang menjaga itu lebih lama di dalam (lapas) dibandingkan dengan yang dijaga (narapidana). Jadi harus dibuat nyaman, saling menghormati, saling memanusiakan, kalau ada keluhan ditampung, itu juga kalau kita bisa mengakomodasi kemauannya, ya semampu kita. Selama itu non-transaksional," kata dia.
Dengan demikian, Jhoni meminta petugas lapas dan rutan untuk mau berubah. Jangan lagi bersikap tidak humanis kepada warga binaan sehingga dapat menyebabkan gesekan yang berujung kerusuhan.
"Jadi kita kumpul begini untuk menyampaikan bahwa kita harus berubah," katanya.
Sumber : Akurat.co
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar