Menurutnya, sistem pembuatan Garam baik dengan sistem rebus dan sistem tunnel ini dapat dijadikan sebagai wahana edukasi bagi para pelajar. Dimana mereka bisa mempelajari cara pembuatan Garam baik secara konvensional maupun dengan cara modern dan inovatif.
“Ini bisa dijadikan sebagai wahana menambah pengetahuan bagaimana proses pembuatan Garam. Nantinya kita akan mencoba memfasilitasi pelaksanaannya,"katanya, Kamis (4/7/2019).
Selain itu, sentra Garam di Kabupaten Pidie, Aceh tersebut akan terus dikembangkan melalui inovasi lainnya dengan cara mencampur dengan ekstrak rempah-rempah sehingga menjadi Garam spa yang akan memberikan nilai tambah. Dengan begitu penghasilan atau pendapatan petambak Garam akan meningkat.
Garam yang dihasilkan di Pidie ini diharapkan tidak hanya sebagai bumbu dapur saja, namun bisa juga dilakukan diversifikasi sebagai bahan terapi ataupun untuk relaksasi dalam bentuk Garam spa, atau Garam aromatherapy.
“Keluarga petambak Garam itu sendiri untuk mengolah Garam krosok menjadi Garam spa dengan cara menambahkan ekstrak daun sirih atau tanaman sereh wangi menjadi produk aromatherapy atau Garam spa, ada aroma harumnya dan hal tersebut membuat nilai tambah dari produk tersebut. Sehingga harganya menjadi lebih mahal. Pemasaran nantinya bisa pada hotel-hotel di sekitar sini ataupun di Banda Aceh,"pungkasnya.
Sumber : Akurat.co
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar