Program tersebut diharapkan bisa menciptakan budaya di mana orang merasa nyaman untuk berbicara mengenai kesendirian. Itu juga bertujuan untuk mengakui bahwa perasaan kesendirian merupakan suatu hal yang alamiah.
Program itu juga didukung penuh oleh berbagai organisasi dan lembaga amal seperti The Marmalade Trust, Co-Op Foundation, British Red Cross, Campaign to End Loneliness, Mind, Public Health England dan the Jo Cox Foundation.
Baca Juga:
Program tersebut diluncurkan seiring dengan survei yang dilaksanakan YouGov bahwa banyak orang tidak ingin mencari bantuan ketika merasa dirinya terisolasi. 75 persen orang mengatakan mereka tidak ingin menceritakan kepada siapapun tentang perasaannya sebagai seorang jomblo.
Survei terhadap 2.114 orang dewasa menunjukkan banyak orang dewasa merasa dirinya kerap sendiri. Sebanyak 75 persen anak muda berusia 18 tahun hingga 24 tahun menganggap dirinya sebagai jomblo.
Hal berbeda ditunjukkan dengan 63 persen orang berusia 55 tahun justru mereka tidak merasa sendirian. Justru orang kota yang mengalami perasaan kesendirian.
Apa yang mendorong orang menjadi jomblo? Davies mengungkapkan teknologi seperti gawai memainkan peranan penting mendorong orang menjadi jomblo dan lebih senang sendiri.
“Orang cenderung sibuk ketikamengirimkan pesan dan gambar tetapi tida suka menelpon dan bertatap muka” ujar Davies dilansir The Independent pada Minggu (23/6).
Davies mengungkapkan sebaiknya orang tetap berkomunikasi dengan kakek dan koleganya. Masyarakat juga sebaiknya berbicara dan mengunjungi orang tuanya.
Sumber : Akurat.co
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar