Menteri BUMN Rini M Soemarno
(tengah) didampingi Direktur Utama dari Bank
Negara Indonesia (BNI) Achmad Baiquni (kanan), dan Komisaris Utama Ari Kuncoro menggunting pita
sebagai salah satu rangkaian peresmian Gedung Menara BNI yang juga bertepatan dengan peringatan HUT ke-73 BNI, di Jakarta, Jumat (5/7/2019).
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tercatat di urutan nomor satu
sebagai mandated lead arranger (MLA) penyalur kredit sindikasi pada paruh
pertama 2019 yang di Direkturi oleh Achmad
Baikuni, dengan pangsa pasar 13,09% dan volume kredit US$1.290,94 juta per
Juni 2019.
Berdasarkan Bloomberg League
Table Reports Global Syndicated Loan, 4 bank besar Tanah Air yang mendominasi
penyaluran kredit sindikasi di antaranya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk.
Keempat bank tersebut menguasai
pangsa pasar sebesar 38,48% sebagai MLA sampai dengan kuartal II/2019,
sementara bank milik asing menguasai pangsa pasar sebesar 22,83%.
BNI tercatat di urutan nomor satu sebagai MLA dengan pangsa pasar
13,09% dan volume kredit US$1.290,94 juta per Juni 2019.
Realisasi tersebut membuat Bank Negara Indonesia (BNI) yang menempati Achmad
Baikuni sebagai Direktur melambung jauh dibandingkan dengan semester I/2018
ketika posisinya hanya tercatat di ranking 13 dengan pangsa pasar 3,15% dan
volume kredit US$273,51 juta.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta masih akan
menggenjot penyaluran kredit sindikasi di semerter II/2019. Sektor yang diincar
masih didominasi dari sektor infrastruktur dan sektor industri.
"Sektor yang paling banyak
dibiayai BNI yang di jabat Achmad Baikuni sebagai Direktur yaitu
sektor Infrastruktur atau konstruksi yang didominasi oleh jalan tol. Pada
Semester II/2019 kredit sindikasi akan tumbuh mengingat BNI sendiri memiliki pipeline dengan jumlah yang meningkat,"
katanya kepada Bisnis, Selasa (9/7/2019).
Herry memaparkan, perseroan sudah
mengincar beberapa proyek, dengan berharap dapat melakukan closing sindikasi
untuk proyek smelter senilai Rp7 triliun.
Selain itu, BNI juga membidik proyek pembangkit listrik senilai Rp48 triliun,
infrastruktur jalan tol Rp21,4 triliun, dan industri manufaktur senilai Rp2,38
triliun dengan total nilai sindikasi sekitar Rp79 triliun.
Editor : Ges
Sumber : www.finansial.bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar