Setelah bertahun-tahun pengembangan dan pengujian di fasilitas NASA yang meniru kondisi di luar angkasa, perusahaan kini telah mendapatkan kontrak 73,7 juta dolar AS dari NASA untuk menunjukkan teknologi itu di luar angkasa.
Pembuatan dan perakitan robot di ruang angkasa adalah kemampuan mendasar untuk eksplorasi ruang angkasa di masa depan. NASA
Misi tersebut akan melibatkan Archinaut One meluncurkan roket Electron Lab Rocket di Selandia Baru pada atau setelah 2022, mencapai orbit rendah Bumi yang ditunjuk. Sesampai di sana, pesawat ruang angkasa akan mencetak 3D dua balok 32 kaki keluar dari kedua sisi, yang kemudian membentangkan dua panel surya besar, yang mampu menghasilkan daya hampir lima kali lebih banyak daripada panel surya tradisional di pesawat ruang angkasa dengan ukuran yang sama.
"Pembuatan dan perakitan robot di ruang angkasa adalah pengubah permainan yang tidak perlu dipertanyakan dan kemampuan mendasar untuk eksplorasi ruang angkasa di masa depan," kata Associate Administrator dari Direktorat Misi Teknologi Antariksa NASA Jim Reuter seperti mengutip Hypebeast
Dengan memimpin dalam pengembangan teknologi transformatif ini, Amerika Serikat akan mempertahankan kepemimpinannya dalam eksplorasi ruang angkasa dengan astronot ke Bulan dan kemudian ke Mars.
Sumber : Akurat.co
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar