Menurut Faizal, kritik yang disampaikan kepala daerah terhadap presiden lebih baik lontarkan dalam forum tertutup. Dia menilai tidak etis bila kritik disampaikan di media massa.
"Selaku Kepala Daerah tidak etis "menghujat" Presiden dengan opini yang ngawur. Kalau ada yang dinilai "akal-akalan", ya sampaikan melalui telepon atau forum tertutup," tulis @faizalassegaf di Twitter dikutip AKURAT.CO, Kamis (22/8/2019).
Sebelumnya, Lukas mengatakan bahwa rasisme terhadap masyarakat Papua tidak bisa diselesaikan dengan hanya meminta maaf saja sebagaimana dicetuskan Presiden Jokowi. Selain itu, Lukas menyebut presiden seharusnya memerintahkan penangkapan terhadap orang-orang yang terlibat kasus rasisme pada masyarakat Papua yang memanaskan situasi ini, mengingat kasus seperti ini tidak hanya terjadi satu kali saja.
“Mestinya Presiden segera perintahkan penegak hukumnya untuk tangkap para pelaku, karena ini bukan masalah baru, tapi sudah berulang-ulang, pemain sepak bola Papua juga sering diserang dengan rasis,” kata dia.
“Kalau NKRI ini masih rasis, kami akan tarik semua mahasiswa," ujarnya menambahkan.
Selaku Kepala Daerah tdk etis "menghujat" Presiden dgn opini yg ngawur. Klu ada yg dinilai "akal2an", ya sampaikn melalui telp atau forum tertutup.
Gubernur Papua Sebut Jokowi Tidak Tegas : Rasisme Tidak Bisa Diselesaikan dengan Minta Maaf https://t.co/AA5QsP9ZYx via @tribunnews
— Faizal Assegaf (@faizalassegaf) August 21, 2019
Diketahui, Jokowi ingin warga Papua membuka pintu maaf. Terlebih, pemerintah berusaha menjaga kehormatan dan kesejahteraan masyarakat di Papua dan Papua Barat.
"Jadi, saudara-saudaraku, Pakce Mace, mama-mama di Papua, di Papua Barat, saya tahu ada ketersinggungan. Oleh sebab itu sebagai saudara sebangsa setanah air, yang paling baik memaafkan. Emosi itu boleh tapi memaafkan itu lebih baik. Sabar itu juga lebih baik," kata Jokowi.
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar