Dilansir dari Metro pada Sabtu (3/8), dalam penciptaan hibrida monyet-manusia tersebut, para ilmuwan yang tergabung dari Institute Salk, (AS) serta Universitas Katolik Murcia, Spanyol memodifikasi embrio monyet secara genetik untuk menonaktifkan gen yang berguna untuk membentuk organ seperti milik manusia ketika hibrida tumbuh.
Para ilmuwan kemudian menyuntikkan sel induk manusia yang mampu berkembang menjadi semua bentuk atau jenis sel yang nantinya bisa menumbuhkan embrio baru. Namun sayang percobaan tersebut dilaporkan berhenti sebelum akhirnya siap dilahirkan.
Penelitian pengembangan hibrida manusia-monyet pertama di dunia tersebut juga diketahui dilaksanakan di China lantaran peneletian sejenis dianggap ilegal di Spanyol. Sebelum berhasil menciptakan embrio hibrida manusia-monyet, pada tahun 2017 lalu, Dr Izpisua dan timnya sebenarnya sudah pernah membuat berita utama di berbagai media dengan proyek hibrida manusia-babinya.
Metro
Namun, berdasarkan pemberitaan, hasil proyek Dr Izpisua dinyatakan masih jauh dari keberhasilan lantaran perbedaan yang mencolok antara sel babi dan manusia. Meskipun gagal dengan proyek hibrida manusia-babi, tetapi berdasarkan keterangan Dr Izpisua, timnya mendulang kesuksesan dengan contoh berupa hewan pengerat.
Setelah mengetahui keberhasilan signifikan dalam menciptakan hibrida manusia dengan primata yang dilaksanakan beberapa minggu ini, Dr Izpisua dan timnya menuturkan bahwa dia dan timnya akan mengembangkan lebih banyak percobaan yang melibatkan persilangan antara sel manusia dengan berbagai spesies hewan.
"Kami sekarang tidak hanya sedang mencoba bergerak maju dan melanjutkan eksperimen dengan sel manusia, sel hewan pengerat, serta sel babi, tetapi juga melakukan penelitian dengan sel primata non-manusia. Negara kita adalah pelopor dan pemimpin dunia dalam penelitian-penelitian (seperti)ini," ucap Dr Izpisua.
Selain mengumumkan untuk melakukan lebih banyak percobaan tentang hewan hibrida yang melibatkan sel manusia dan hewan, rekan Dr Izpisua, Estrella Nunez juga mengklaim bahwa penelitian timnya tersebut akan menciptakan hasil yang sangat menjanjikan.
Namun, Dr Nunez juga menggarisbawahi bahwa harga yang harus dibayar dari peneletian hibrida manusia dengan spesies hewan adalah kemungkinan terciptanya hibrida monyet yang memiliki kesadaran seperti layaknya manusia. Dalam hal ini, isu kode etik pun dipercaya akan muncul seiring dengan penciptaan hibrida manusia-monyet. Selain itu, biaya peneletian yang banyak juga menjadi kendala tersendiri bagi penciptaan hibrida manusia-hewan.
Metro
"Jika kita melakukan eksperimen penggabungan manusia/babi, manusia/hewan pengerat serta manusia/monyet, maka hal tersebut akan memakan biaya ratusan hingga ribuan euro," ucap Dr Nunez.
Sementara itu, Dr Izpisua menjelaskan bahwa eksperimen terakhirnya tersebut hanya berlangsung 14 hari, lantaran timnya masih mengikuti kode etik internasional tentang peneletian hibrida. Namun, Dr Izpisua juga menuturkan bahwa dia dan timnya berjanji akan terus melakukan penelitian terhadap hibrida manusia/primata dengan harapan agar pada akhirnya mereka bisa menciptakan organ transplantasi yang bisa berguna untuk manusia.
Sumber : Akurat.co
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar