Pertunjukan itu diselenggarakan dalam rangka peluncuran Infanteri Divisi Kelima dan Brigade Infanteri ke-13. Dalam pelaksanaannya, pertunjukan dibuat dalam skenario seakan bentrokan antara sekelompok 'teroris' dan angkatan bersenjata. Semua pemeran dalam pertunjukan tersebut mengenakan rompi anti peluru.
Mayor Mohd Zahir, yang memainkan peran sebagai pemimpin teroris, telah menembakkan pistol ke seorang perwira militer, menyebabkannya jatuh berlutut kesakitan. Petugas kemudian berdiri dan menembakkan pistolnya ke arah Mohd Zahir, yang memiliki target botol merah di belakang rompi pelurunya.
Tembakan itu menyebabkan Mohd Zahir jatuh dan dua personel tentara kemudian menariknya ke sisi lapangan parade. Dia tampak tidak sadar dan diyakini menderita luka serius.
Tim medis tentara kemudian lari ke lapangan untuk memeriksa dan memberikan pertolongan pertama sebelum dilarikan ke rumah sakit, namun ia tak dapat diselamatkan.
Inspektur Jenderal Polisi Abdul Hamid Bador mengatakan penyelidikan akan dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab insiden tersebut.
"Saya yakin ada SOP (prosedur operasi standar) dan itu mungkin tidak diabaikan. Demonstrasi itu terorganisasi dengan baik tetapi kecelakaan masih terjadi," kata Abdul Hamid kepada wartawan dilansir dari laman Channel News Asia, Jumat (6/9).
"Komisaris Polisi Sabah akan segera mengeluarkan pernyataan (tentang pengembangan kasus)," lanjutnya.
Abdul Hamid juga meminta masyarakat untuk tidak memposting komentar ofensif secara online.
Sumber : Akurat.co
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar