Selasa, 03 September 2019

5 Fakta Menarik Timor Leste yang Pernah jadi Bagian Indonesia, Ada Jembatan BJ Habibie

Salam sejahtera bagi pembaca Berita Good Day, kali ini saya akan memberikan berita terhangat yang Saya baca di artikel artikel terkait, Pada Kamis (29/8) lalu, Timor Leste memperingati 20 tahun dilaksanakannya referendum. Negara di dekat Nusa Tenggara Timur ini memang sudah menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Pasalnya, Timor Leste pernah menjadi salah satu provinsi di Indonesia.


Namun, karena hasil dari referendum menunjukkan rakyatnya ingin merdeka, Timor Leste pun menjadi negara tersendiri.

Dihimpun AKURAT.CO dari berbagai sumber, inilah 5 fakta menarik Timor Leste.

1. Pernah jadi bagian Indonesia

Sejak abad ke-16, Timor Leste dijajah Portugal dan dikenal dengan nama Timor Portugis. Namun, pada tahun 1975, Timor Portugis ditelantarkan Portugal yang kala itu tengah dirundung Revolusi Anyelir. Di saat itulah Front Revolusi untuk Timor Leste Merdeka (FRETILIN) mengumumkan kemerdekaannya, tepatnya di tanggal 28 November 1975.

Sembilan hari kemudian, Indonesia berusaha melakukan aneksasi. Pada tahun 1976, Timor Leste resmi jadi provinsi ke-27 di Indonesia dan berganti nama menjadi Provinsi Timor Timur.

Namun, masuknya Timor Timur ke Indonesia rupanya diwarnai konflik berdarah antara kelompok separatis (khususnya FRETILIN) dan militer Indonesia selama beberapa dasawarsa. Sekitar 100 hingga 250 ribu nyawa melayang pada tahun 1976-1999.

Akhirnya, dengan disponsori PBB, pada Agustus 1999, diadakan referendum dan mayoritas rakyat Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia. Keinginan ini pun dikabulkan oleh BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai presiden usai mundurnya Soeharto. Pada tahun 2002, terbentuklah negara Timor Leste dengan Xanana Gusmao sebagai presiden pertamanya.

2. Punya 2 bahasa resmi

Sebagian besar warga Timor Leste berasal dari etnis Papua, Melayu, dan Polinesia. Sekitar 40 bahasa atau dialek Papua dan Melayu yang berbeda-beda dituturkan di sana. Namun, bahasa yang digunakan sehari-hari didominasi oleh bahasa Tetum. Sebagian penduduknya juga masih menggunakan bahasa Portugis.

Itu sebabnya ada dua bahasa resmi di negara ini, yaitu bahasa Tetum dan bahasa Portugis. Sementara itu, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dianggap sebagai 'bahasa untuk bekerja'.

3. Setengah dari populasinya masih buta huruf

Timor Leste digolongkan sebagai negara tertinggal oleh Bank Dunia. Tercatat 20 persen penduduknya menganggur, 52,9 persen hidup dengan pendapatan kurang dari USD 1,25 (Rp18 ribu) per hari, dan sekitar setengah dari jumlah penduduknya masih buta huruf. Pasalnya, selama puluhan tahun penduduk Timor Leste terjebak di tengah konflik antara kelompok separatis dan militer Indonesia. Tak sedikit infrastruktur yang rusak dan ribuan warga sipil harus hidup di pengungsian.

Meski begitu, negara yang beribu kota di Dili ini punya potensi gas alam yang cukup menjanjikan. Ekspor marmernya pun memegang peranan yang sangat penting. Namun, sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

4. Punya potensi wisata yang cukup menjanjikan

Meski jarang dilirik wisatawan, Timor Leste sebenarnya punya alam yang sangat indah. Garis pantainya sepanjang 706 km sangat cocok untuk wisata menyelam, melihat paus, bersepeda, atau sekadar bersantai menikmati pasir putihnya.

Tak hanya pantai, negara ini juga punya wisata alam bernama Taman Nasional Nino Konis Santana. Diresmikan tanggal 3 Agustus 2007, tempat ini menjadi habitat penting bagi beragam spesies burung.

Tak jauh dari Dili, terdapat Pulau Atauro yang menjanjikan keindahan alam bawah lautnya. Biota bawah lautnya diklaim lebih beragam dibandingkan di tempat lainnya di dunia.

Selain itu, ada patung Cristo Rei (Kristus Raja) yang jadi daya tarik utama wisatawan di Dili. Patung setinggi 27 meter itu diresmikan oleh Soeharto pada tahun 1996 sebagai hadiah dari pemerintah Indonesia untuk warga Provinsi Timor Timur. Patung yang didesain oleh Mochamad Syailillah itu pun menjadi 'landmark' ibu kota Timor Leste.

5. Ada jembatan BJ Habibie

Pada Kamis (29/8) lalu, bertepatan dengan Peringatan 20 Tahun Referendum Timor Leste, diresmikan sebuah jembatan dengan nama Jembatan BJ Habibie. Berlokasi di Bidau Santana, Dili, jembatan sepanjang 78 meter ini menghubungkan Avenida dos Direitos Humanos serta patung Cristo Rei.

Nama BJ Habibie digunakan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan rakyat serta Pemerintah Timor Leste atas jasa besarnya dalam pelaksanaan referendum di Timor Leste.

Itulah fakta-fakta menarik Timor Leste.


Sumber : Akurat.co
Editor : Ges

Tidak ada komentar:

Posting Komentar