Nico Alyus selaku CEO Omni VR, sebuah perusahaan rintisan berbasis teknologi bidang VR mengungkapkan, merambahnya teknologi VR ke ranah Rumah Sakit dikarenakan adanya penurunan penggunaan VR pada dunia entertaint.
Pasalnya, sejak awal berdiri Omni VR bertujuan untuk memenuhi kebutuhan teknologi VR dalam industri hiburan. Namun, kini dirinya menganggap bahwa VR lebih besar memiliki kemungkinan untuk berkembang dalam sektor kesehatan.
"Sejak tahun ini, kita Omni VR sudah merambah ke health, karena penggunaan VR pada sektor hiburan sudah berkurang, dan memberikan kesempatan setiap orang merasakan VR," ujarnya saat ditemui usai Media Update The NextDev Summit 2019 di Hollywings Jakarta, Selasa (3/12).
Lebih lanjut, Nico mengungkapkan bahwa penggunaan VR di Rumah Sakit dapat membantu para Dokter dalam menangani pasien, salah satunya untuk menenangkan anak-anak sebelum disuntik.
"Di RSIA, kita gunakan VR untuk menenangkan anak-anak, jadi kita bikin cerita seakan yang dapat membuat mereka berimajinasi, dan menghilangkan distract dari rasa sakit disuntik," tambahnya.
Namun, Nico menyayangkan untuk di Indonesia sendiri kecanggihan teknologi VR masih belum dapat dimasimalkan penggunaannya. Hal tersebut dikarenakan daya beli VR di Indonesia masih rendah.
"UMR di Indonesia itu cuma 3.5-4 juta, sedangkan satu paket VR itu Rp40juta, artinya orang enggak bisa makan selama 10 bulan baru kebeli alat," tutupnya.
Lebih lanjut, data internal Omni VR menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir, perangkat VR di Indonesia baru terjual sebanyak 228 unit. Jumlah tersebut masih sedikit jika dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini.
Sumber : Akurat.co
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar