Dalam pernyataan resminya, AFC menyebut bahwa Sheikh Salman telah menarik diri dari masalah di kawasan Asia Barat agar tak terlibat konflik kepentingan dalam posisinya sebagai anggota keluarga Kerajaan Bahrain. Untuk itu, ia menugaskan wakilnya di AFC, Praful Patel, untuk mengurusi kawasan Asia Barat termasuk dalam urusan penahanan Al Araibi.
“Mr Patel telah diminta oleh Komite Eksekutif AFC 18 bulan lalu untuk mengatasi masalah yang melibatkan wilayah AFC di Asia Barat untuk menjamin tidak ada tuduhan konflik kepentingan yang melibatkan Presiden AFC, Sheikh Salman Bin Ebrahim Al Khalifa,” tulis AFC.
Pernyataan ini disampaikan AFC menyusul tekanan yang disampaikan FIFA dan Asosiasi Pesepakbola Internasional (FIFPro) karena penangkapan Al Araibi di Bangkok, Thailand, akhir November silam.
Kepolisian Thailand menahan Al Araibi yang sedang berbulan madu bersama istrinya berdasarkan red notice Interpol atas permintaan otoritas Bahrain yang menghukum Al Araibi hukuman sepuluh tahun penjara dengan tuduhan merusak kantor polisi.
Hakeem Al Araibi saat ditahan Otoritas Thailand, akhir November 2019. REUTERS/Athit Perawongmetha.
Al Araibi sendiri mengaku ditahan pemerintah Bahrain pada 2012 dan mengalami penyiksaan. Menurutnya, Bahrain menangkapnya karena mendukung gerakan prodemokrasi pada gelombang Arab Spring.
Ia juga pengkritik yang vokal terhadap Sheikh Salman saat yang bersangkutan mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA pada 2015. Salah satu kritiknya adalah Sheikh Salman merupakan anggota keluarga Kerajaan Bahrain yang melakukan diskriminasi terhadap muslim Syiah di negaranya.
Araibi mengungsi ke Australia pada 2014 dan pada 2017 mendapatkan suaka. Saat ini, ia bekerja sebagai salah satu pemain klub semi profesonal yang berbasis di barat laut Melbourne, Pascoe Vale FC.
Berdasarkan hukum Thailand, Pemerintah Bahrain harus memasukkan dokumen yang relevan untuk mengekstradisi Al Araibi selambatnya pada 8 Februari mendatang. Jika tidak, penahanan Al Araibi akan diperpanjang hingga 30 hari mendatang.
“Kasus ini saat ini berada dalam sistem keadilan kami jadi kami harus menantikan keputusan pengadilan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Busadee Santipitaks.
Reuters menyebut Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha, sempat ditanyai wartawan tentang permintaan FIFA menemuinya membahas nasib Al Araibi. Namun, pemimpin negara tersebut tidak menjawab.
Editor : Ges
Tidak ada komentar:
Posting Komentar